Judul : Emak ingin naik haji
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : AsmaNadia Publishing House
Cetakan : Pertama, Agustus 2009
Tebal : 192 halaman
Harga : Rp. 40.000,-
Haji yang merupakan rukun Islam kelima merupakan impian bagi setiap muslim. Sayangnya kunjungan ke baitullah dalam perjalanan religius dengan menanggalkan status sosial dalam masyarakat dan berbaur dengan muslim sedunia dengan pakaian ihram yang sama-sama berwarna putih bersih itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dengan keadaan ekonomi Indonesia yang morat-marit, umat muslim bekerja keras untuk menunaikan panggilan Sang Maha Kuasa ini.
Pengelolaan haji di Indonesia yang ditangani oleh departemen agama tidak selalu mulus seperti yang diberitakan. Kesempatan naik haji bagi yang berstatus ekonomi menengah ke bawah dihadapkan dengan fenomena antrian waktu keberangkatan saking banyaknya umat Islam yang ingin naik haji di negeri ini. Sedangkan bagi yang berkecukupan, dapat melaksanakan haji setiap tahunnya. Hal ini mengundang tanda tanya atas kinerja pengelola haji.
Lain lagi dengan fasilitas yang ditawarkan pengelola haji. Ada tarif naik haji dengan pelayanan yang biasa saja ada yang dengan tarif yang sangat mahal dan fasilitas yang luar biasa.
Cerpen ‘emak ingin naik haji’ merupakan cerpen kritik sosial yang sangat kuat dan relevan, khususnya di tengah situasi dan kondisi bangsa Indonesia yang sudah satu dasawarsa lebih terpuruk namun tiap tahun kita menyaksikan betapa banyak orang yang sudah berhaji masih juga berlomba-lomba untuk memuaskan ambisinya untuk kembali menunaikan ibadah haji.
Inilah yang dikritik keras oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof. Dr. KH Mutafa Ali Ya’qub sebagai haji setan atau haji provokator. Yaitu muslim-muslim kaya di negeri ini yang lebih senang mengoleksi gelar haji di kepalanya daripada menancapkan akhlak seorang haji. Haji seperti itu sungguh jauh dari sunnah rasulullah SAW.
Cerpen ini juga menggambarkan bagaimana seorang anak membalas jasa ibu dengan melakukan apapun untuk membantu ibunya untuk meraih impian naik haji.
(Sedianya bakal ditulis untuk Ganto, tapi sayang tak kunjung selesai)