Senin, 14 Februari 2011

Renungan Calon Petani Berjaya


Judul asli: Merenung di pematang sawah yang telah kucangkuli seminggu ini...

Keterangan singkat :) ... Catatan ini kutulis di malam terakhir ujian semesterku di semester 7. Langsung kutulis di akun "bukumuka" dengan mentag teman-teman... Alhamdulillah banyak yang suka dan termotivasi...

Kuawali kisah ini dalam statusku 3 Januari 2011.

"kata guruku di sekolah dulu, energi yang dipakai untuk ujian itu sama dengan energi yang dipakai petani tuk mencangkul di sawah. Hari ini ada 2 ujian, berarti dua petak sawah kucangkuli, tapi satunya take home exam, berarti energinya sama dengan menjemur benih di halaman rumah. hmm... ^_* "


Hari itu adalah hari pertamaku mencangkul sawah, prosesnya tak begitu susah karena untuk sawah yang ini aku tak perlu menyiapkan energi yang terlalu besar. Asal ada hasrat untuk mengayunkan cangkul, sawah yang ini akan menghasilkan padi yang sempurna dimasa panen nanti.


Sayangnya, semakin hari sawah yang harus kucangkuli semakin keras saja tanahnya. Ditambah lagi dengan banyaknya godaan yang membuatku malas mengasah mata cangkulku. Hasilnya, di hari ketiga, ini dia rangkaian kalimat yang mengisi space statusku, Rabu 5 Januari 2011.

"Garapan sawah hari ini kurang baik. Selain karna memang tanahnya keras, cangkulku juga kurang tajam. Tapi, teteup...Harapan itu akan selalu ada. Semoga hasil panennya tetap memuaskan, Amien.."

Status itu benar-benar menggambarkan karakter asliku, damai dengan keadaan, hadapi dengan senyuman, dan dengan penuh keyakinan aku percaya, harapan itu selalu ada.


Hari ini, kamis 6 januari 2011, usahaku mencangkuli sawah terakhir benar-benar parah. Aku tahu, petak sawah yang ini adalah petak sawah yang sangat penting untuk masa depanku menjadi petani berjaya, tapi aku tak pernah mau tahu dengan cangkulku yang benar-benar sudah tumpul matanya. Selain itu aku juga lupa, sawah ini akan menguras banyak energiku yang mulai tak berdaya. Begitu banyak batu yang harus kuhindari saat mencangkul sawah ini. Dengan cangkul yang tumpul dan energi yang tak mengepul, kuayunkan cangkulku dengan terpaksa.


Sayang sekali, ayunan cangkulku mengenai sebuah batu. Ya Allah, cangkulku patah, memantul melukai wajahku. Untunglah, tak mengenai mata dan bibirku. Sehingga, Alhamdulillah aku masih bisa menatap dunia lewat jendela, dan tersenyum padanya. Aku tak langsung pulang ke rumah, kusempatkan diri untuk merenung di pematangnya sembari melihat rekan-rekan seperjuanganku mencangkuli sawah mereka.


Dalam renunganku, aku sesali kelalaianku yang tak perhatian pada cangkulku. Hanya saja, satu hal selalu menggerogoti pikiranku, kapankah sebuah penyesalan itu akan memberi semangat baru untukku? Orang bilang, menyesal kemudian tidak berguna. Bagiku, menyesal tanpa berubah, buang-buang waktu saja. Lalu, karna tak yakinnya aku dengan hasrat untuk berubah, aku pilih untuk tidak menyesal saja. Lets gone be by gone, yang lalu biarlah berlalu. Kucoba menghibur diri dengan pepatah itu tetapi kali ini pepatah itu tak bekerja. Suasana hatiku tetap merana. Merana karena luka di wajahku yang tak begitu indah dan merana memikirkan hasil panen sawah yang begitu berharga ini.


Sawah ini kawan, hasil panennya kan menentukan masa depanku dalam meraih cita tuk menjadi petani berjaya. Sempurnanya panenan sawah yang satu ini akan membuatku mantap untuk terus maju meraih cita. Keberhasilan hasil panen sawah ini juga kan memberiku peluang untuk mendapatkan sawah yang lebih besar untuk 6 bulan berikutnya. Ya Rahmaan... baguskanlah hasil panenku dimusim ini, Amien...


Dalam renunganku, tak kuat rasanya membendung air mata. Ingin sekali kutumpahkan suasana hati ini pada para sahabat di sana. Sayang, mereka juga harus berusaha mencangkul petak sawah yang mereka punya. Aku tak mungkin mengganggu waktu mereka yang berharga. Biarlah, kusimpan sedih di dalam hati, kubungkus duka di dalam jiwa.


Dalam perjalanan pulang, rerumputan membantuku menghilangkan lara. Ia katakan padaku, harapan itu selalu ada. Aku kembali sadar, aku tak hanya punya satu cita. Citaku tak hanya ingin menjadi petani berjaya. Aku punya segudang cita untuk ikut merenovasi dunia. Ku kan tetap berdoa dan tawakal agar tercapainya citaku menjadi petani berjaya, dan ku akan berusaha menggapai mimpi-mimpi selanjutnya dan mulai berkarya.


Setiba di rumah, kuputuskan untuk pergi ke kota untuk mengunjungi toko buku ternama. Kebetulan ada dua sahabat yang telah selesai menggarap sawah mereka, kami ke kota bersama. Kunjungan ini adalah bentuk rasa syukurku karna masih bisa memandang dunia lewat jendelanya dan sebagai cara tuk menyapu bersih jejak duka yang masih tersisa.


Subhanallah, Allah Maha Bijaksana. Di salah satu toko buku ternama, potongan harga sedang marak-maraknya. Tak kusia-siakan kesempatan ini. Aku ambil semua jendela dunia yang akan menerangi jalanku untuk menggapai mimpi selanjutnya.


Semoga semua mimpi dan cita-citaku bisa terwujud menjadi nyata,begitu juga denganmu kawan. Semoga kita semua sukses di dunia dan di kampung akhirat sana, Amien Ya Rabbal Alamin...

Innallaha ma'ana, sesungguhnya Allah selalu bersama kita.


Kawan, terima kasih sudah sudi membaca catatanku yang tak indah dan tak tertata ini. Aku bukan penulis ternama, tapi tak ada salahnya kan, membaca curahan hati seorang teman yang sedang merana? Jika kawan suka, terimakasih yang sebesar-besarnya. Jika kawan bersedia, aku menunggu kritik dan sarannya.


Salam ukhuwah berbalut cinta.


Yaumul Jumu'ah, 7 Januari 2011.

3. 48 am di wismaku tercinta.


Jumat, 11 Februari 2011

Birrul walidain

Awalnya, liburan ini akan aku isi dengan birrul walidain plus, plus... Yup, berbakti kepada kedua orang tua. Sekarang, liburan panjang akhir semester 7 ini akan berakhir, dan aku sangsi dengan keberhasilan tujuan awalku itu. Aku bukan anak yang baik, padahal orang tuaku adalah orang tua nomor satu dan juara umum di seluruh dunia, mengalahkan posisi ayahnya Ikal di Laskar Pelangi.

Hari ini, atau tepatnya kemaren karena aku menulis ini pada pukul 1.20 am tanggal 12 Februari 2011, Mama memberiku tugas mengetik naskah pidato untuk siswanya. Deg... judul pidatonya sangat cocok dengan apa yang sedang mengganggu pikiranku, Berbuat baik kepada kedua orang tua dan Hormat kepada kedua orang tua. Meskipun naskahnya begitu sederhana, maklum... naskah ini untuk pildacil, tapi sangat mengena dan bermakna.

Ini dia naskahnya;

Berbuat baik kepada orang tua

· Setiap manusia harus menyadari bahwa keberadaanya di atas dunia ini disebabkan karena adanya orangtua. Hanya yang tidak mempunyai orang tua adalah nenek kita nabi Adam dan Siti Hawa. Sedangkan nabi Isa memang tidak memiliki ayah namun memiliki ibu yang bernama Maryam.

· Tidak dapat kita pungkiri bahwa orang tua kita telah berusaha sekuat tenaga dan mencurahkan segala daya upaya untuk memelihara dan mendidik putra-putrinya agar kelak menjadi manusia yang berguna bagi bangsa, Negara dan agama.

· Cobalah kita bayangkan bagaimana perjuangan orang tua dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Seperti ibu kita, yang telah mengandung, melahirkan, dan menyusui, serta memelihara kita siang dan malam tanpa mengenal letih dan lelah dan selalu mengalah agar keinginan anaknya terpenuhi.

· Demikian juga sang ayah yang bekerja membanting tulang di berbagai lapangan kehidupan. Seperti di kantor, di pasar, di jalan raya, di sawah, dan di lading yang kadang-kadang menghadang panasnya terik matahari atau hujan lebat yang turun dari langit.

· Berdasarkan hal yang demikian agama Islam mewajibkan kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tua kita sebagaimana firman Allah yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 83 yang berbunyi

وَ إِذْ أَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ لاَ تَعْبُدُوْنَ إِلاَّ اللهَ وَ بِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً

Artinya:

Kamu sekalian tidak dibenarkan beribadah selain kepada Allah dan terhadap kedua orang tua hendaklah selalu berbuat baik.

· Berbuat baik kepada orang tua antara lain adalah bagaimana kita berusaha untuk menyenangkan hati ibu bapak kita dan menjauhi segala perbuatan yang tidak mereka sukai. Kemudian selalu mendoakannya agar rahmat dan kasih sayang Allah senantiasa tercurah kepada orang tua sebagaimana doa yang telah diajarkan oleh guru-guru kita.

doa6.jpg

Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku. Sayangilah mereka keduanya sebagaimana mereka mendidikku di waktu kecil.

· Seandainya ada diantara kita orang yang durhaka pada orang tua kita, sudah jelas akan mengundang kemarahan Allah, di dunia kita akan hidup sengsara, di alam barzah akan menderita, dan diakhirat nanti kita akan merasakan siksaan azab neraka.

· Sudah banyak contoh yang diceritakan ibu guru kita bagaimana nasibnya orang yang durhaka pada orang tua, seperti AlQamah yang mengalami kesakitan yangtak tertahankan sewaktu akan menghadapi kematiaanya. Begitu juga Malin kundang disebabkan durhaka kepada ibunya, akhirnya dia berubah menjadi batu.

· Dari uraian pidato pendek ini dapatlah disimpulkan bahwa seorang anak wajib berbuat baik kepada orangtuanya dan berdosa besar apabila ada yang durhaka.

· Akhirnya saya mengajak kepada kita semua, marilah kita menjadi anak yang shaleh, taat beribadah kepada Allah, dan selalu berbuat baik kepada kedua orang tua kita.

dan;


Hormat kepada kedua orang tua

· Setiap kita yang hadir pasti mempunyai orang tua yaitu ayah dan ibu. Naum, ada orang tua kita yang masih hidup dan ada pula yang telah meninggal dunia.

· Maka dari itu hendaklah setiap kita menyadari bahwa orangtua telah berusaha sekuat tenaga untuk memelihara, mendidik dan membesarkan kita.

· Bagaimanapun seorang anak membalas jasa orang tuanya, pasti tidak akan terbalas karena begitu banyak pengorbanan yang telah diberikan orang tua semenjak seorang anak berada dalam kandungan ibunya.

· Oleh karena itu, sangat pantas bagi kita untuk senantiasa menghormati kedua orang tua kita dan selalu berbuat baik kepada keduanya sebagaimana firman Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-baqarah ayat 83:

وَ إِذْ أَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ لاَ تَعْبُدُوْنَ إِلاَّ اللهَ وَ بِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً

Artinya,

Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu tidak beribadah kecuali hanya kepadanya dan terhadap kedua orang tua hendaklah kamu berbuat baik.

· Apabila seseorang durhaka kepada kedua orang tuanya, tentu saja akan membuat Allah marah kepadanya dan membuat sengsara dalam kehidupan dunia serta mendapat siksa di akhirat nanti.

· Untuk menghormati orang tua hendaklah kita selalu menyenangkan hatinya seperti berkata lembut, melaksanakan seruannya dengan segera, turut menyelenggarakan jenazahnya jika orangtua kita meninggal dunia.

· Dalam kesempatan yang berharga ini saya mengajak rekan-rekan untuk menjadikan diri kita menjadi anak yang shaleh yang selalu mendoakan orangtua karena doa anak yang shaleh akan dikabulkan Allah SWT.

Diantara doa yang senantiasa kita ucapkan adalah

doa6.jpg

Wahai tuhanku, ampunilah dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, sayangilah keduanya sebagaimana keduanya telah mendidikku sewaktu kecil.

· Jangan ada secercah niatpun diantara kita untuk menyakiti hati dan jasmani orangtua kita apalgi membunuh salah satu atau keduanya karena perbuatan semacam itu akan mengakibatkan kita masuk neraka.

· Apabila dalam perjalanan hidup kita pernah mendurhakai orang tua seperti berkata kasar, bersikap angkuh, dan memandang enteng setiap suruhannya, maka cepat-cepatlah kita minta maaf kepada orang tua kita, dan mohonlah selalu doa dan keridhaan agar kita selamat di dunia dan akhirat, karena ridho allah itu terletak pada ridho kedua orang tua.

Semoga bermanfaat...